HOME Indonesian Tourisme About Me

Rabu, 29 Juli 2009

Seberapa penolongkah kita ?

SFS not SOS, Save Friend Soul

Banyak ya pengalaman dalam hidup kita, ada senang, susah, tawa, canda bahkan duka. Apa sih yang mendasari perasaan itu? atau lebih tepatnya penyebab? Macam-macam, ada karena materi, suasana (kerjaan, alam dll) teman, keluarga bahkan pacar. Tetapi yang menyebabkan kita berpikir keras adalah perasaan atau rasa yang tidak nyaman seperti sedih, marah, susah, stres dll. Kita selalu berpikir kenapa begini kenapa begitu saat rasa tidak nyaman itu datang, nah mari kita selami perasaan teman kita yuk dengan membaca artikel ini
Hidup ini indah, itu kata si Indah, tapi hidup ini kejam itu kata si inem, ya jelas lah beda. Tetapi sebenarnya kebahagiaan itu bukan di materi kok, yang penting asal bisa makan saja sudah cukup. Buat saya pribadi hidup ini spt apa ya..entahlah..kadang indah sih, tapi seringkali menyebalkan. Kenapa? Ini berkaitan dengan "What Friends are for?", untuk apa sih teman? Untuk apa sih kita punya agama? Untuk apa sih harta kita? Entahlah..yang jelas adalah untuk kepentingan pribadi, pacar atau keluarga, yang lain? No Way!. Eitt..tunggu dulu, itu bukan prinsipku.
Memang bener juga lho pepatah "ada uang abang disayang, gak ada uang abang ditendang". Jangan sampai ya sobat, tentu anda bilang "ah aku gak gitu" .Ya mana ada yang merasa gitu, semua merasa berteman itu ikhlas. Tetapi pada kenyataannya rasa berikut ini yang ada pada kita saat ada yang butuh pertolongan :

• Sayang pada harta,
• Rasa gengsi untuk menolong,
• Rasa tidak cukup untuk diri sendiri
• Takut untuk tidak dibayar
• Rasa "enak men to..(enak amat, usaha dong, jangan cm pinjam atau minta)
• Takut jadi kebiasaan
• Rasa "siapa juga lo"
• Rasa "emang gw Bank?"

Rasa-rasa itulah yang selalu menjadi pembenaran akan diri merasa ikhlas berteman jika dikaitkan dengan menolak diminta pertolongan, entah rasa mana yang ada pada diri anda, kalau rasa diatas itu ada itu masih wajar, tetapi kewajaran juga diukur seberapa kerap kejadian itu menimpa diri kita. Semua relatif. Apalagi kalau kejadian itu baru akan terjadi, anda sudah antisipasi sebelumnya, ah lebai deh. Itu sih pelit namanya dan what friends are for?.
Harta...uang..dan semua yang kita punya itu milik siapa sih? Sebenarnya itu milik Tuhan. Dan anda, saya, kita, mereka itu milik siapa sih? Anda, kita, saya, mereka hanyalah sebuah jiwa yang diturunkan ke bumi dengan perasaan yang sama. So..bukankah dalam tolong menolong kita seharusnya berprinsip "Torang Samua Basodara?" Memang prioritas utama adalah keluarga dahulu, itu juga karena keluargalah yang paling berjasa dalam hidup kita, bukan karena "sedarah" dll. Tetapi jika keluarga tidak membutuhkan, ya limpahkanlah ke orang lain terutama yang benar-benar mengucapkan "saya butuh pertolongan".
Apa sih yang anda lakukan jika ada orang yang bilang "saya butuh pertolongan?", tentu jawaban anda diplomatis banget: "ya tergantung sikon, saya punya apa enggak". Anggaplah anda punya, jawaban anda masih "ya tergantung sikon,dia butuhnya untuk apa". Kalau untuk hal penting? "ya tergantung sikon, penting itu kan relatif". Kalau buat makan? "Ya tergantung sikon, apa dia benar-benar gak makan? masa gak makan, ah mustahil!Trus buat makan apa? emang dia gak ada sodara? emang dia gak ada teman lain yang bisa dipinjami, kok pinjam kesaya? Bla..bla..bla...
Aaaaaaahh..ternyata beginilah hidup..saya justru baru sadar ternyata orang tidak gampang untuk menolong. Mau minta pertolongan kok susah ya..padahal tolong untuk dipinjami sih, nanti dikembalikan.
Dulu..jaman saya ada uang lebih, jangankan minta tolong, gak dimintain tolong saja kadang saya beli ini itu untuk dimakan rame-rame atau memberi ya sedikit uang jika ada yang curhat lagi kesusahan. Apalagi dimintain tolong, tentu saja saya tolongin. Entah bentuknya apa asal saya bisa, saya tolongin. BUkan tolongin cuci baju anda sementara anda kelayapan ke mall lho.
Dulu saya punya pengalaman, saya seperti baru bangun dari mimpi pada saat saya berada dalam kondisi yang terjepit...tidak ada satupun yang menolong disaat saya susah. Hanya keluarga saya saja yang menolong, itupun terbatas. Sedih memang...saya tidak tahu apakah mereka benar-benar tidak punya uang atau apa, ya saya juga pinjam paling 100 ribu paling banter Rp. 300.000,-, hasilnya ke beberapa teman "NOL". Bahkan ada beberapa yang membisu diam seribu kata saat saya bilang "tolong dong pinjamin". Apa karena sudah tidak bisa ketemu setiap hari alias berteman spt dulu?" (pinjamnya via SMS) Entahlah. Yang jelas saya merasa asing di dunia spt ini.
Ngeri...itu yang saya rasakan dulu, mengingat bagaimana orang tidak pernah peduli dengan derita orang, bahkan teman apalagi bekas teman yang dulu sering ketemu pun tidak pernah dipedulikan lagi. Nyawa kita ada pada kita..nyawa atau jiwa taruhannya, hanya kita yang bisa bisa menyelamatkan nyawa atau jiwa kita dari kematian atau kegilaan, mereka tidak sadar bahwa nyawa atau jiwa kita hanya senilai pinjaman yang cm beberapa ratus ribu yang mereka simpan di bank (mungkin). Orang lain termasuk teman tidak akan pernah peduli dengan nyawa atau jiwa kita. Kita mau mati di kolong jembatan pun tidak ada yang peduli karena rasa kita itu bukan rasa mereka,mereka hanya bisa berkata "kasihan", ya hanya rasa dan ucapan "kasihan" itu datang setelah ajal melayang, bukan sebelum ajal melayang. Itupun kalau mereka baca di koran atau TV, karena kita sudah dianggap mati sejak tidak pernah ketemu lagi. Nyawa kita tidak lebih dari senilai pinjaman Rp. 200.000,- saja! jika itu bisa menyambung hidup untuk mendapatkan pekerjaan.

Ok..mungkin juga saya seperti itu sifatnya, mungkin diatas saya hanya narsis ya karena sapa sih yang tidak merasa menjadi orang baik, tetapi inti dari catatan ini adalah sudut pandang dari orang yang membutuhkan pertolongan, betapa sedih, kecewa, bingung, takut dan sejuta perasaan lain mendera. Hanya kekuatan iman dan mental saja keadaan seperti itu tidak mengganggu jiwa atau nyawa. Banyak sih pekerjaan biar dapat uang..tetapi lebai lah kalau kita menjadi tukang sapu jalanan atau pengangkut sampah, bukan mengecilkan profesi, tetapi hanya tidak mau munafik.
Be ..Lebih peka, lebih rasa..

Related Posts by Categories



Seja o primeiro a comentar

FEEDJIT Live Traffic Feed

Cari Blog Ini

Link Exchange

ini link saya, tinggal copas
<a href="http://aryosp.blogspot.com//" target="_blank"><span style="font-weight:bold;"><u>Aryo Humanika</u><br/ >
Ini Banner Link
<br/><br/><a href="http://aryosp.blogspot.com/" target="_blank"><br/><img border="0" alt="Kolom blog tutorial " src="http://i736.photobucket.com/albums/xx5/aryosp/cooltext431377475.png"/></a><br/><br/>

Aryo Humanika © 2008. Template by Dicas Blogger.

TOPO