HOME Indonesian Tourisme About Me

Rabu, 01 Juli 2009

Cerpen : Malam Tak Berujung


Malam Tak Berujung

Senja itu Yuni baru saja berkemas, sudah 2 tahun ini Yuni tidak pulang ke kampungnya, ya dia sudah tinggal di Jakarta selama 2 tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta, tetapi majikannya tidak pernah memberikan ijin untuk pulang pada saat lebaran, lebaran ke 2 Yuni nekat memanjat pagar dengan membawa baju seadanya dan uang yang hanya beberapa ratus ribu sisa dari gaji yang diterimanya. Memang selama ini majikan Yuni mewajibkan Yuni membayar untuk tiap sendok nasi yang masuk ke tenggorokannya, dimana hal ini tidak lah lazim.
Jam 00.00 Yuni berusaha memanjat pagar yang cukup tinggi dengan bantuan kain, tidak mudah memanjat pagar besi itu, dengan susah payah akhirnya Yuni berhasil keluar dari halaman rumah itu. Dia berjalan tertatih karena luka di kaki akibat tergesek pagar besi. Dia susuri jalan komplek itu menuju pos satpam dimana Roni, seorang satpam kekasih Yuni bekerja.
“Yun..kenapa?” Roni terperanjat melihat Yuni datang tiba-tiba dengan membawa tas.
“Anu mas..” Yuni terbata.
“Anu apa..dari dulu anu anu terus” Sela Roni
“Mas ..aku mau pulang kampung, aku ga kuat mas tinggal disitu” Yuni memelas.
“Ya sudah..kamu ke rumah saya dulu, besok pagi abang antar ke terminal” Hibur Roni
Roni pun menghantar Yuni ke rumahnya, sesampai di rumah,keluarlah wanita paroh baya.
“Mau apa kamu…!!” Perempuan itu langsung membentak setelah melihat Yuni di depan matanya’
“Ma..sudahlah ma..kasihan Yuni, dia kabur dari rumah majikannya”. Bela Roni.
“Perempuan macam apa itu..kabur..kabur.., kamu juga ron..dikasih apa kamu sama perempuan itu, kayak kebo di cocok hidungnya”Perempuan itu terus mengoceh.
Ya..Ibunya Roni memang tidak suka dengan Yuni, hanya karena alasan dia seorang pembantu dan asal usulnya pun tidak jelas. Roni pun akhirnya membawa Yuni ke kamarnya.
“Yun kamu tidur disini sementara, besok abang antar ke stasiun, ya sudah abang ke Pos lagi”. Roni berkata sambil menepuk pundah Yuni.
“Matur nuwun mas..”Jawab Yuni.
Pagi menjelang, Yuni bergegas membereskan barang bawaaanya setelah sebelumnya sudah membersihkan diri.
“Yun..sudah beres semua barang bawaanya..?” terdengar teriakan Roni
“Sudah mas..” Jawab Yuni singkat.
“Sini saya angkatin..”Roni berusaha menawarkan bantuannya
“Duh mas..”ojo kesusu to”. Canda Yuni
“Ah kamu ini, memang kamu punya susu.”timpal Roni.
“Ayo mas..antar aku ke stasiun..”
Tak lama kemudian Roni menghantar Yuni ke stasiun, sepanjang jalan raut muka Roni kelihatan muram. Roni khawatir Yuni tidak kembali lagi ke Jakarta.
“Yun…”Roni membuka percakapan.
“Opo mas, sekali-kali panggil say lah mas ?”jawab Yuni cemberut.
“Kamu ini kenapa, biasa juga mas panggil “yun” gak komplain”Sungut Roni
“Mas..aku mau pergi jauh..sekali-kali romantis dong mas”. Yuni merayu
“Ya say..tapi kamu pergi untuk kembali kan?” Roni berusaha menenangkan hatinya.
“Entahlah mas..aku bingung”Jawab Yuni singkat.
“Kok entah?” Komplain Roni.
Tiba di stasiun Roni membawakan tas Yuni dan langsung menuju loket, lalu membelikan tiket kereta jurusan Solo.
“Pake uang ini saja mas..”Yuni tidak menyangka Roni membelikan tiket.
“Sudahlah Yun..memang kamu ada uang?, kamu kan kabur dari rumah majikan, dan selama ini kan kamu dibayar Cuma sedikit.
Memang Yuni hanya membawa uang sebesar Rp. 900.000,- hasil kerja selama 2 tahun, karena majikannya men-charge setiap apa yang dikonsumsi Yuni mauapun keperluan lainnya.
“Mas ..tapi mas juga kan gak ada uang” Yuni berusaha menolak
“Lha ini apa, daun?” Canda Roni berusaha untuk merubah suasana yang tidak enak ini.
Roni memang tidak punya uang, ini adalah uang hasil pinjam dari temannya, tapi Roni berusaha menutupi semuanya, mengingat selain Roni mencintai Yuni, Roni juga tidak tega dengan Yuni, yang sudah bekerja selama 2 tahun hanya membawa uang Rp. 900.000,- uang yang bisa didapatnya hanya dalam waktu 1 bulan.
Akhirnya dengan berat hati Roni melepas Yuni, Yuni menangis, Roni berusaha tegar, tapi ketegarannya tidak bertahan lama setelah Kereta yang membawa Yuni perlahan-lahan mulai meninggalkan stasiun, seperti halnya Yuni yang meninggalkan hati Roni dalam ketidak pastian dan kesedihan.
Sore itu pak Trimo sedang melamun, lebaran semakin dekat, dua anaknya sudah sering menanyakan baju lebaran. Tetapi pekerjaan pak Trimo sebagai buruh tani tidaklah sanggup untuk membeli kebutuhan diluar makan. Akhirnya pak Trimo berusaha mencari pekerjaan ke lain desa, dia berangkat sore itu ke lain desa, siapa tahu ada pekerjaan yang bisa dilakukan demi mendapatkan uang untuk membelikan baju baru untuk kedua anaknya, pikir pak Trimo.
Setelah berusaha kesana kemari pak Trimo tidak berhasil juga mendapat pekerjaan, akhirnya dengan langkah gontai pak Trimo berniat kembali ke desa dimana dia tinggal bersama dua anaknya. Dalam keadaan gelap dia susuri jalan di desa itu, sampai disebuah bulakan sawah, dia melihat sosok gadis kurus dalam kegelapan membawa tas.Pak Trimo terdiam sejenak, pikirannya mulau rancu, terlintas dipikiran Pak Trimo suatu rencana jahat.Sebenarnya dia tidak tega, tetepi bayangan kedua anaknya di rumah membuat pak Trimo menghilangkan pikiran sehatnya. Pak Trimo ragu-ragu dengan niat jahatnya, tetapi lama kelamaan tanpa pikir panjang pak Trimo mengendap-endap menghampiri gadis yang berjalan dalam kegelapan dan lalu menyergapnya
“Tolonggg….”Teriak gadis itu dalam kegelapan
Karena gadis itu mempertahankan tasnya sambil meronta dan berteriak, maka pak Trimo mencekik leher gadis itu, gadis itu terkulai lemas, Tewas. Pak Trimo pun bergegas mengambil tas dan dompet yang ada pada gadis itu, dan lalu mempercepat langkahnya pulang menuju rumah.
Keesokan harinya pak Trimo membawa anaknya di pasar untuk belanja baju lebarannya kedua anaknya.
“Ayo cepat le..nanti keburu siang” Panggil Pak Trimo kepada kedua anaknya
“Assalamu’allaikum..Pak Trimo..Pak Trimo..”Teriak seseorang sambil berlari.
“Ada apa to mas..” Sahut pak Trimo.
“Pak, Yuni pulang pak…”Teriak pemuda itu lagi.
Aneh, pikir pak Trimo, kok sepertinya pemuda itu memberitahu Yuni pulang dengan nada yang tidak wajar dan teriak.
“Yuni pulang?” Jawab Pak Trimo tak percaya, anaknya yang selama 2 tahun tidak terdengar kabarnya tiba-tiba pulang pas menjelang lebaran, ini memang saat-saat yang ditunggu oleh pak Trimo
“Mana Yuni..mana…?” Pak trimo berusaha keluar rumah, lalu tiba-tiba dia berhenti dengan pandangan nanar. Dilihatnya segerombolan orang menggotong sesuatu yang ditutupi kain.
“Mana Yuni..?” Pak Trimo mulai menangis.
“Ini pak..kami temukan di bulakan sawah, sepertinya ada orang yang sudah merampok dan membunuhnya”Jawab salah seorang diantara mereka.
“Inalillahi….”Pak Trimo tiba-tiba jatuh pingsan.
Suasana di rumah duka begitu mencekam, pak Trimo sekali-sekali tersadar dan menyebut nama Yuni sambil meminta maaf.
“Yun..maafin bapak Yun…”.Pak Trimo menangis sesenggukan.
Ya tidak disangka orang yang ditemui di bulakan sawah adalah anaknya yang sudah 2 tahun tidak pulang. Tetapi tidak ada seorangpun yang tahu bahwa yang merampok dan membunuh Yuni adalah bapak kandungnya sendiri.
Kini Yuni berbaring tenang di desanya, malam tidak pernah berakhir bagi Yuni, sementara Roni selalu menunggu di pos satpam akan kedatangan Yuni,entah sampai kapan sayup-sayup terdengar di telinga ROni Lagu dari Padi "Kasih Tak Sampai"....tetaplahh menjadi bintang dilangit....agar cinta kita...”.

Originall Story created by
ARYO HALIM

Related Posts by Categories



Seja o primeiro a comentar

FEEDJIT Live Traffic Feed

Cari Blog Ini

Link Exchange

ini link saya, tinggal copas
<a href="http://aryosp.blogspot.com//" target="_blank"><span style="font-weight:bold;"><u>Aryo Humanika</u><br/ >
Ini Banner Link
<br/><br/><a href="http://aryosp.blogspot.com/" target="_blank"><br/><img border="0" alt="Kolom blog tutorial " src="http://i736.photobucket.com/albums/xx5/aryosp/cooltext431377475.png"/></a><br/><br/>

Aryo Humanika © 2008. Template by Dicas Blogger.

TOPO